MAKALAH TOLAK PELURU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabang
olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of
sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari,
lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak
heran jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah
satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa.
Atletik
merupakan unsur olahraga terpenting pada suatu penyelenggaraan olimpiade. Hal
ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga lain dapat
dicapai melalui latihan nomor-nomor atletik, khususnya dalam peningkatan
kondisi fisik. Nilai edukatif dari cabang atletik dapat dijadikan dukungan dalam
pengembangan sumber daya manusia yang potensial di bidang olahraga.
Salah satu
nomor pada cabang atletik adalah tolak peluru. Faktor tersebut ada yang
bersifat internal misalnya ; bakat, emosi, suasana hati, motivasi dan
lain-lain. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal diantaranya ; faktor
pelatih, sarana dan prasarana, lingkungan dan sosial budaya. Prestasi pada
nomor atletik dapat dicapai melalui latihan yang khusus dan teratur dalam
jangka waktu yang relatif lama. Potensi yang cocok dengan cabang olahraga yang
ditekuninya seperti keadaan fisik, penguasaan teknik dan persyaratan lainnya
semestinya dimiliki oleh seorang atlet.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian
tolak peluru?.
2Bagaimana
tekhnik dalam memainkan tolak peluru?
3. Apa
saja yang perlu diperhatikan dalam olahraga tolak peluru?
4.
Peralatan apa saja yang diperlukan dalam olahraga tolak peluru?
5. Berapa
ukuran lapangan olahraga tolak peluru?
C. Tujuan
Untuk
menjelaskan peraturan yang dan tekhnik yang ada pada olahraga tolak peluru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tolak Peluru
Tolak
peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru
melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
• Untuk
senior putra = 7.257 kg
• Untuk
senior putri = 4 kg
• Untuk
yunior putra = 5 kg
• Untuk
yunior putri = 3 kg
B. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat
beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru
Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari
kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam
sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka
rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari
lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang
peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di
atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku
yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di
samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan
dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan
diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan
dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang
peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal
akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas
belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris
dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke
arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan
mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih
rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera
diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda
peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak
lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki
kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk
memelihara keseimbangan.
C. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara
memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
Menyentuh balok batas sebelah atas
Menyentuh tanah di luar lingkaran
Keluar masuk lingkaran dari muka garis
tengah
Dipangil selama 3 menit belum menolak
Peluru di taruh di belakang kepalav
Peluru jatuh di luar sektor lingkaranv
Menginjak garis lingkar lapanganv
Keluar lewat depan garis lingkarv
Keluar lingkaran tidak dengan berjalan
tenangv
Peserta gagal melempar sudah 3 kali
lemparanv
Beberapa hal yang disarankan :
1. Bawalah
tungkai kiri merendah
2. Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan
tungkai kiri memimpin di belekang
3. Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
4. Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
5. Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
6. Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
7. Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
8. Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari :
1. Tidak
memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
2.
Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
3.
Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
4. Tidak
cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
5.
Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
6.
Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
7. Terlalu
awal membuka badan
8.
Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
D. Peralatan
Alat yang
digunakan :
1. Rol
Meter
2. Bendera
Kecil
3. Kapur /
Tali Rafia
4. Peluru
a) Untuk senior putra = 7.257 kg
b) Untuk senior putri = 4 kg
c) Untuk yunior putra = 5 kg
d) Untuk yunior putri = 3 kg
5. Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox : gaya menyamping
E. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi
:
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari
besi, baja ata bahan lainv yang cocok yang dilengkungkan,
bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam
lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi
tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6
mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas
lingkaran besi menjulurv sepanjang 0.75 m pada kanan kiri
lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
Diameter bagian dalam lingkaran tolak
adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.v
Balok penahan dibuat dari kayu atau
bahan lain yang sesuai dalamv sebuah busur/lengkungan sehingga
tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya
1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.v
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan dari atas, maka dapat kami simpulkan:
1. Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang termasuk dalam
nomor lempar
2. Ada tiga tekhnik dalam memainkan olahraga tolak peluru yaitu Teknik Memegang
Peluru, Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu, dan Teknik Menolak Peluru
3. Alat yang digunakan yaitu Rol Meter, Bendera Kecil, Kapur / Tali Rafia,
Peluru, Obrient, Ortodox.
4. Ada beberapa yang diperhatikan dalam permainan tolak peluru, seperti yang
sudah dipaparkan diatas.
5. Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran
tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian
dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat
tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6
mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat
di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran
garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak
adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran
tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di
dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
B. Saran
Supaya
pertumbuhan dan perkembangan olahraga tolak peluru berjalan dengan normal, maka
sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat umum (
masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai olahraga
supaya keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah dan generasi yang akan
datang lebih optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini
bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang terutama
dalam bidang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Depdikbud.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Depdikbud. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta: Dharma
Bhakti.
www.kaskus.us/showthread.php?t=3544765
http://blog.2menit.com/2010/06/shotput-tolak-peluru.html
http://Layla-innocent.blogspot.com
Makalah Lari Cepat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejarah lari memang tidak tertulis secara otentik sejak
kapan manusia berlari
sebagai prestasi atau untuk kebugaran. Sejak manusia ada, sebenarnya telah
dapat
berjalan dan berlari, namun tidak tercatat sebagai olah raga prestasi untuk
mengetahui
tercepat dan terkuat.
Ada versi yang mengatakan bermula dari bangsa Yunani yang
sedang dilanda
peperangan antara kaum Yunani dan Persia di kota Marathonas Pulau Egina Yunani.
Pasukan Persia mengalami kekalahan dan pasukan Yunani yang memenangkan perang,
memerintahkan salah seorang pasukannya untuk membawa pesan. Si pembawa pesan
berlari ke Athena sepanjang 40.8 km (25.4 miles) dalam sehari untuk mengabarkan
kemenangannya sesampainya di kota sambil berteriak yang akhirnya pingsan dan
meninggal dunia. Untuk mengenang kemenangan perang tersebut dan menghormati si
pembawa pesan maka beberapa periode diadakan lomba lari dan semakin berkembang
menjadi olah raga prestasi modern dan terpecah menjadi berbagai cabang lari.
Konon kabarnya cabang olah raga lari marathon pertama kali
dilombakan dalam
olimpiade yang diadakan di kota Athena dimenangkan oleh Eucles dan pada lomba
berikutnya dimenangkan oleh Philippides. Setelah mengalami berbagai event dan
waktu,
lomba ini berubah menjadi Olimpiade dan pada periode selanjutnya mendapat
julukan
olimpiade modern. Olah raga ini pun berkembang menjadi beberapa cabang yang
dibagi
dalam jarak tempuh tertentu.
Dalam perkembangnya cabang olah raga lari terbagi menjadi
lari cepat jarak
pendek (sprint), lari jarak sedang (middle distance), lari jarak jauh (long
distance). Lari
jarak pendekpun terbagi lagi menjadi lari jarak 50m, 55m, 60m, 100m, 150m,
200m,
300m, 400m, 500m. Pada jarak menengah terbagi 800m, 1500m, 3000m. Untuk lari
jarak
jauh dibagi menjadi 500m, 10.000m, half marathon, dan marathon. Saat ini
perkembangan lebih pesat lagi dan cenderung digabungkan dengan cabang olah raga
lain
seperti lari halang rintang, triathlon, pentathlon, heptathlon, decathlon.
Sedangkan aktifitas lari sebagai kebugaran/pemeliharaan fisik badan tidak
tercatat, apakah sejak manusia muncul di bumi sudah memiliki kegiatan berlari
dalam
hidupnya atau setelah beberapa keturunan baru ada kegiatan lari. Namun secara
logis
dapat dikatakan bahwa manusia memiliki kaki untuk beraktifitas tentunya dari
kecil
sudah dapat berlari-lari untuk bergembira atau mengejar sesuatu. Dari hasil
berlari yang
kemudian dia merasakan manfaat yang dirasakan setelah beraktifitas maka
selanjutnya
manusia memelihara aktifitas lari dalam hidupnya.
1.2.Tujuan
a.
Melakukan variasi dan kombinasi
teknik dasar :
o
Melakukan
gerakan lari cepat dengan frekuensi gerakan kaki cepat dan teknik start.
o
Teknik
memasuki garis finish
1.3.Manfaat
Mempraktikan variasi dan kombinasi teknik dasar atlit serta
nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan
orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan
1.4.Batasan Masalah
a. Lari cepat
o
Teknik gerakan start
o
Teknik finish
o Teknik
melakukan lari cepat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Teori
2.1.1. Pengertian
Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana
peserta berlari
dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan
jarak 400 meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir
(2004) sprint atau lari cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari
dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.
Lari cepat sering disebut juga dengan lari sprint, karena
jarak lari yang di tempuh adalah pendek. Untuk itu waktu tempuhnyapun dibilang
sangat singkat.Lari jarak 50 meter merupakan
langkah awal sebagai latihan untuk menempuh lari jarak pendek lainnya
yang harus ditempuh dengan kecepatan yang maksimal dan kemampuan yang optimal
pula. Pelari cepat disebut juga dengan sprinter .
Dalam setiap kejuaran-kejuaran atletik seperti pada pesta olahraga : PON,
Sea Games, Asian Games dan olympiade, lari cepat
ini selalu diperlombakan.
Lomba lari cepat dilaksanakan di stadion
yaitu pada lintasannya yang disebut dengan track. Nomor lari jarak pendek lainnya adalah 100
m, 200 m dan 400m, merupakan nomor lari yang sangat bergengsi didunia. Jika
mereka dapat memenangkan nomor ini pada tingkat dunia maka akan disebut sebagai
pelari tercepat di dunia.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh
penempatan
start-blok relatif terhadap garis start:
a.
Start-pendek (bunch-start),
b. Start-medium (medium-start),
c.
Start-panjang (elongated-start).
Start medium adalah umumnya yang disarankan, sejak ini
memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih
lama daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak
menuntut banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start).
2.2. Tahap – tahap Pembelajaran
Pembelajaran lari cepat (sprint) terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu :
a. Tahap Bermain (games)
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak
(movement problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang
benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta
meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak
pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak
siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain aa beberapa
bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau
kelompok besar.
b. Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak
pendek yang sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
1) Latihan Dasar ABC
Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari
dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah
:
o
Tumit menendang pantat Gerak ankling
o Lutut diangkat tinggi
o
Lutut diangkat tinggi dan kaki
diluruskan
2) Latihan Dasar Koordinasi ABC
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan
koordinasi lari cepat.
3) Lari Cepat Dengan Tahanan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau
support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan
dari teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor,
lakukan dngan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki
topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.
4) Lari Mengejar
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan
percepatan lari. Latihan ini dapat menggunakan tongkat atau tali sepanjang 1,5
m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan
melepaskan tongkat atau tali siswa yang dibelakang mengejar sampai batas yang
telah ditentukan.
5) Lari Percepatan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan
kecepatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman
menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang
berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai daerah
6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang
telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.
6) Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum.
Untuk melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m
tetapi biasa disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m,
selanjutnya siswa berusaha melewati batas yang telah ditentukan dengan
kecepatan maksimum.
2.3. Alat – alat
a.
Pistol start
b.
Start block (blok awal) yang dapat
disetel (tanpa per).
c.
Tiang finish 2 buah, tinggi 1,37m,
lebar 8cm, tebal 2cm.
d. Pita finish dipasang setinggi 1,22m.
e.
Kursi finish dengan 8 tangga untuk
timers (pencatat waktu).
f. Stopwatch 24 buah untuk pelari.
g.
Camera finish (alat foto finish).
2.4. Teknik Gerakan Start
Pada saat lomba lari, pelari yang akan melakukan start
diberikan aba-aba olehseorang petugas yang disebut starter.
Adapun aba-aba start jongkok adalah :“Bersedia”, “Siap”,
“Ya” atau bunyi pistol “Dor”.
A. Tahap aba-aba “Bersedia” :
1)
letakan salah satu lutut di tanah
dengan jarak ± 1 jengkal dari garis start.
2)
letakan kaki yang lain disampingnya
± 1 kepal dengan lutut.
3)
bungkukan badan dengan kedua tangan
terletak di tanah di belakang garis start
4)
jari-jari telapak tangan rapat dan
ibu jari terbuka.
5)
kepala menunduk
ke depan bawah tangan dengan rileks dan konsentrasi pada aba-aba berikutnya.
B. Tahap aba-aba “Siap” :
1)
Angkat lutut yang menumpu di tanah
setinggi ± 15 cm.
2)
Pinggul di angkat setinggi bahu,
kedua lengan tetap lurus.
3)
Kepala tetap menunduk dengan leher
rileks, pandangan kebawah 1 – 1,5 meter dimuka garis start.
4)
Pada waktu mengangkat panggul, ambil
nafas dalam – dalam.
5) Pusatkan perhatian pada bunyi pistol
start.
C. Tahap
aba-aba “Ya” :
1)
Ayunkan lengan
kiri kedepan dan lengan kanan kebelakang kuat - kuat.
2)
Kaki kiri menolak kuat – kuat sampai
terkejang lurus. Kaki kanan melangkah secepat mungkin, dan secepatnya mencapai
tanah. Langkah pertama ini kira-kira 45 cm sampai 75 cm di depan garis start.
3)
badan tetap rendah dan condongkan ke
depan.
4)
Langkah lari makin lama makin
menjadi lebar. Enam sampai Sembilan langkah pertama adalah merupakan langkah
peralihan dari langkah-langkah start ke langkah-langkah lari dengan kecepatan
penuh.
2.5. Teknik
Memasuki Garis Finish
Garis finish merupakan garis batas akhir
melakukan lomba lari. Adapuntehnik
melewati garis finish dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.
berlari terus dengan tidak
mengurangi kecepatan.
2.
membusungkan dada ke depan.
3.
menjatuhkan atau merebahkan salah
satu bahu kanan atau kiri ke depandengan tidak mengurangi kecepatan.
2.6. Teknik Lari Cepat
Teknik berlari merupakan unsur gerakan
yang dapat menunjang pelari agar dapat berlari mencapai kecepatan yang
maksimal. Unsur-unsur yang dapat menunjang
pada gerakan lari cepat adalah :
a. Sikap badan
Posisi
badan saat melakukan lari cepat hendaknya badan sedikit condong ke depan, sebab pelari akan mendapat keuntungan
yang lebih baik. Pengaruh titik berat
badan yang lebih maju dengan sendirinya, langkahpun lebih efektif karena titik berat badan akan turut membantu sebagai
daya tarik.
b. Sikap langkah
Dalam lari cepat di butuhkan langkah atau gerakan kaki
harus panjang dan di lakukan secepat mungkin.
Karena langkah yang lebih panjang akan menguntungkan.
Tetapi perlu diingat langkah pertama setelah menolak dan beberapa
berikutnya harus pendek. Hal ini di lakukan untuk menjaga keseimbangan dari sikap jongkok ke sikap berdiri
dan berlari. Bila kaki dipaksakan melangkah panjang saat awal bertolak,
akibatnya pelari akan jatuh sekaligus akan gagal.
c. Gerakan lengan
Gerakan lengan saat lari cepat di
lakukan secara wajar, jari-jari tangan menggenggam rileks dan ayunan tangan
yang terkoordinasi, akan membentuk suatu persilangan. Karena gerakan ayunan
tangan juga berfungsi
sebagai penunjang dalam keseimbangan saat berlari dan mendorong laju kecepatan gerak si pelari.
d.
Pendaratan kedua kaki
Pada gerakan lari cepat, pendaratan kedua kaki harus
selalu pada ujung telapak
kaki. Lutut kaki sedikit dibengkokan dan kaki belakang pada saat menolak benar-benar lurus dengan cepat, lutut
ditekukan agar paha mudah terayun ke
depan. Setelah itu leher harus rileks, mulut dan gigi jangan ditutup, kepala dan punggung
merupakan satu garis dan pandangan ke depan.
e. Melewati garis
finish
Melewati garis finish merupakan faktor yang sangat
menentukan kalahmenangnya
seorang pelari. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pelari dalam
melewati garis finish yaitu :
1. Ada pelari yang lari terus tanpa
mengubah kecepatan.
2.
Ada pelari
yang menggunakan dada di condongkan ke depan dan kedua tangannya di ayunkan ke bawah
bagian belakang. Di Amerika disebut
gaya the lunge (merobohkan diri ke depan).
3.
Ada pelari yang
menggunakan dada diputar dengan ayunan tangan kedepan.
Ada beberapa hal
yang perlu kita ketahui dalam melakukan lari cepat, yaitu sebagai
berikut :
a. Hal-hal yang
harus di hindari :
1)
Menjejakan
kaki keras-keras di tanah
2)
Mendaratkan
kaki dengan tumit
3)
Mengangkat
lutut kurang tinggi
4)
Tubuh terlalu
condong ke depan
5)
Ayunan lengan
terlalu ke atas dan ayunannya terlalu jauh menyilang dada
6)
Meluruskan kaki
yang akan dilangkahkan kurang sempurna
7)
Dorongan ke
depan kurang cukup
8)
Berlari zig-zag
9)
Pada aba-aba
“siap” kepala di angkat, dagu terlalu tinggi atau terlalurendah
10)
Saat
memasuki garis finish, mengurangi kecepatan
b. Hal-hal yang perlu di perhatikan :
1)
Percepatan dan
lebarkan langkah
2)
Selau
konsentrasi untuk mencapai garis finish
3)
Jangan
melakukan gerakan secara bernafsu, sihngga menimbulkansuatu ketegangan
4)
Jangan menengok
ke belakang untuk melihat kawan
5)
Jangan
melompat dan memperlambat langkah
c. Hal-hal yang
harus di utamakan :
1) Membuat titik
tertinggi pada kaki ayun, sama besar perluasannyadengan kaki mendorong
2) Mengayunkan
lengan sejajar dengan pinggul dan sedikit menyilang kedepan badan
3) Pada aba-aba
“siap” gerakan tubuh condong ke depan dan pada aba-aba “ya” tubuh digerakan ke depan di ikuti lengan dan kaki